Sabtu, 19 Desember 2009

Yuk, Ke Sukabumi ......


Selama ini warga Jakarta masih memilih Puncak sebagai tempat berlibur. Padahal, tidak jauh dari Puncak, kawasan Sukabumi yang terletak di kaki Gunung Gede-Pangrango bisa menjadi alternatif tempat berlibur yang menyenangkan.

Kurangnya pelancong ke Sukabumi karena mereka takut terjebak kemacetan lalu lintas menuju tempat wisata. Satu-satunya alternatif menuju lokasi-lokasi wisata di Sukabumi dari arah Jakarta memang hanya Jalan Raya Bogor-Sukabumi. Di jalan itu setidaknya terdapat tiga pasar dan beberapa pabrik. Akibatnya, pelancong yang menuju Sukabumi kerap terkena macet di titik-titik tertentu.

Selain itu, pemakai jalan juga harus berbagi jalan dengan truk pengangkut air mineral, yang jumlahnya puluhan. Namun, rasa penat akibat antrean macet akan terbayarkan dengan keindahan alam di lokasi-lokasi wisata yang sebagian besar terletak di kaki Gunung Gede-Pangrango.

Tempat wisata itu antara lain Danau Lido, Situ Gunung, Selabintana, dan Pondok Halimun. Keempatnya memberikan keindahan pemandangan kaki gunung yang hijau, liar, dan belum tersentuh dengan desain-desain bangunan yang modern. Sungguh berbeda dengan kawasan Puncak yang sudah seperti kota modern di atas gunung.

Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di lokasi ini, seperti menjelajah danau, tracking ke hutan, sungai, dan air terjun, dan juga terbang dengan pesawat ultralight.

Lido

"Keliling Danau Lido pakai perahu asyik banget, deh. Nanti kita juga bisa berhenti di restoran di seberang sana itu, restoran apung," kata Nindya Sunu (10).

Bagi bocah asal Jakarta ini, berekreasi di Danau Lido di Jalan Raya Bogor-Sukabumi Kilometer 21, Desa Wates Jaya, Kecamatan Cijeruk, Bogor, memang amat berkesan. Dia bermain bola, menerbangkan layang-layang, dan tentu naik perahu menjelajah danau yang masih tampak liar.

Danau Lido adalah danau alam yang terletak dekat perbatasan antara Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat. Danau ini bisa menjadi persinggahan yang menyenangkan dalam perjalanan dari Jakarta ke Sukabumi. Namun, jika ingin melewatkan hari libur di sini pun bisa. Selain restoran apung tepat di sisi kiri jalan dari arah Jakarta, ada juga kawasan Lido Lakes Resort yang telah ada sejak 1935.

Kawasan wisata ini bisa dicapai dengan mudah, baik bagi yang naik kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Tersedia fasilitas menginap dan aneka atraksi cukup lengkap di Lido Lakes Resort dengan kisaran harga murah hingga yang terbilang mahal. Pilih saja, mau menginap di vila atau cottage bersih dan nyaman yang dibangun semasa Presiden Soekarno atau di resor modern.

Di antara vila-vila itu ada yang diberi nama Vila Megawati, yang memang dibangun dan diperuntukkan bagi Megawati oleh ayahnya, Presiden Soekarno, pada tahun 1950-1960-an. Wisatawan yang berminat bisa menyewa vila yang dikelola oleh Lido Recreation Centre, Lido Lakes Resort.

Dengan fasilitas hotel berbintang, tersedia lapangan golf bagi wisatawan, paralayang, paragliding, dan pesawat ultralight. Berkeliling kawasan pegunungan ini dengan pesawat ultralight hanya perlu biaya Rp 300.000- Rp 400.000 per 15 menit terbang.

Situ Gunung

Jika ingin menikmati suasana pegunungan yang lebih kental, lanjutkan saja perjalanan ke Taman Wisata Alam Situ Gunung, bagian dari Taman Nasional Gede-Pangrango di Sukabumi. Letaknya sekitar 123 kilometer dari Jakarta, tepat sebelum Pos Polisi Sektor Cisaat, pelancong harus berbelok ke timur menuju kaki Gunung Gede-Pangrango. Jarak tempuh dari Cisaat ke Situ Gunung kira-kira 7 kilometer.

Situ Gunung yang terletak di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ini berada di ketinggian 950-1.150 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara 16-28 derajat celsius.

Berada di kawasan wisata seluas hampir 120 hektar, banyak yang ditawarkan dalam wisata alam Situ Gunung. Yang terasa begitu istimewa di kawasan ini tentu saja pemandangan alam berupa danau seluas 6 hektar, Situ Gunung. Keindahan makin lengkap dengan adanya air terjun yang disebut Curug Sawer. Jika mengunjungi obyek wisata ini, bukan hanya pemandangan indah yang ditawarkan, tetapi sekaligus rute tracking melewati membelah bukit dan pinggir danau.

Sambil berjalan menikmati keindahan alam pegunungan ini, pelancong bisa melihat dari dekat flora yang tumbuh di Situ Gunung, di antaranya puspa (Schima walichi), rasamala (Altingia exelsa), damar (Agathis loranthifolia), saninten (Castania argantea), gelam (Eugenia fastigiata), lemo (Litsea cubeba), dan harendong cai (Medinela speciosa). Jika beruntung, pelancong bisa melihat babi hutan, kijang, macan tutul, kera, surili, jaralang, trenggiling, ayam hutan, dan tekukur.

Pondok Halimun

Tempat lain yang tak kalah menawan adalah Pondok Halimun, yang berjarak sekitar 5 kilometer arah barat laut Selabintana. Setelah melewati perkebunan teh yang menghijau di daerah Perbawati, wisatawan akan mendapatkan keteduhan di Pondok Halimun.

Di tempat wisata yang berada tak jauh dari gerbang masuk Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ini, wisatawan akan mendapatkan tempat beristirahat yang amat teduh dan sepi. Ditemani aliran hulu Sungai Cipelang yang jernih, wisatawan bisa mendapatkan kesegaran.

Jika sedang beruntung, wisatawan bisa menyaksikan atraksi kawanan monyet jenis lutung dan surili di dekat pintu masuk taman nasional. Di Pondok Halimun, wisatawan sering menghabiskan waktu untuk makan bersama perbekalan dari rumah. Penduduk Sukabumi biasa menyebutnya dengan ngaliwet, menu makanan yang terdiri dari nasi liwet, ikan asin bakar, tahu atau tempe goreng, sambal, dan lalap.

Wisatawan juga bisa memesan kepada penduduk sekitar ketika berkunjung ke Pondok Halimun. Di Pondok Halimun, udaranya amat dingin sehingga tak sedikit yang senang menikmati jagung bakar. (Agustinus Handoko)

Sumber :
Neli Triana dan M Clara Wresti
http://travel.kompas.com/read/xml/2009/08/21/11025475/yuk.ke.sukabumi...
21 Agustus 2009

Sumber Gambar:
http://farm4.static.flickr.com/3214/3084864571_62b184abc7.jpg

Peta Sukabumi


View Larger Map

Sejarah Kota Sukabumi

Nama kota Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-Bumen. Menurut keterangan, mengingat udaranya yang sejuk dan nyaman, mereka yang datang ke daerah ini tidak ingin untuk pindah lagi karena suka/senang bumen-bumen atau bertempat tinggal di daerah ini. Secara administratif Sukabumi terdiri dari daerah Kota dan Daerah Kabupaten. Kabupaten Sukabumi beribukota di Pelabuhan Ratu.

Pada tahun 1914, pemerintah Hindia Belanda menjadikan kota Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente dengan alasan bahwa di kota ini banyak berdiam orang-orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan-perkebunan yang berada di daerah Kabupaten Sukabumi bagian selatan yang harus mendapatkan pengurusan dan pelayanan yang istimewa.

Sejak ditetapkannya Sukabumi menjadi Daerah Otonom pada bulan Mei 1926 maka resmi diangkat “Burgemeester” yaitu Mr. G.F. Rambonnet. Pada masa inilah dibangun Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, gereja Kristen; Pantekosta; Katholik; Bethel; HKBP; Pasundan, pembangkit listrik Ubrug; centrale (Gardu Induk) Cipoho, Sekolah Polisi Gubermen yang berdekatan dengan lembaga pendidikan Islam tradisionil Gunung Puyuh. Setelah Mr. G.F. Rambonnet memerintah ada tiga “Burgemeester” sebagai penggantinya yaitu Mr. W.M. Ouwekerk, Mr. A.L.A. van Unen dan Mr. W.J.Ph. van Waning.


Versi Lain menyebutkan

Nama Soekaboemi sebenarnya telah ada sebelum hari jadi Kota Sukabumi yaitu 13 Januari 1815. Kota yang saat ini berluas 48,15 km2 ini asalnya terdiri dari beberapa kampung bernama Cikole dan Paroeng Seah, hingga seorang ahli bedah bernama Dr. Andries de Wilde menamakan Soekaboemi. Perlu diketahu Andris de Wilde ini juga adalah seorang Preanger Planter (kopi dan teh) yg bermukim di Bandoeng, dimana eks rumah tinggal dan gudang kopinya sekarang dijadikan Kantor Pemkot Bandung. Awalnya ia mengirim surat kepada kawannnya Pieter Englhard mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mengganti nama Cikole (berdasar nama sungai yg membelah kota Sukabumi) dengan nama Soekaboemi 13 Januari 1815.

Dan sejak itulah Cikole resmi menjadi Soekaboemi. Kata Soekaboemi berasal dari bahasa Sunda soeka-boemen yang bermakna udara sejuk dan nyaman, dan mereka yang datang tidak ingin pindah lagi karena suka dengan kondisi alamnya. Namun, bukan berarti hari jadi Kota Sukabumi jatuh pada tanggal tersebut. Ceritanya memang tidak singkat, bermula dari komoditas kopi yang banyak dibutuhkan VOC, Van Rie Beek dan Zwadecroon berusaha mengembangkan lebih luas tanaman kopi di sekitar Bogor, Cianjur, dan Sukabumi.

Tahun 1709 Gubernur Van Riebek mengadakan inspeksi ke kebun kopi di Cibalagung (Bogor), Cianjur, Jogjogan, Pondok Kopo, dan Gunung Guruh Sukabumi. Dan inilah salah satu alasan dibangunnya jalur lintasan kereta-api yg menghubungkan Soekaboemi dengan Buitenzorg dan Batavia di bagian barat dan Tjiandjoer (ibukota Priangan) dan Bandoeng di timur.

Saat itu, de Wilde adalah pembantu pribadi Gubernur Jenderal Daendels dan dikenal sebagai tuan tanah di Jasinga Bogor. Pada 25 Januari 1813, ia membeli tanah di Sukabumi yang luasnya lima per duabelas bagian di seluruh tanah yang ada di Sukabumi seharga 58 ribu ringgit Spanyol. Tanah tersebut berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrango di sebelah utara, Sungai Cimandiri di bagian selatan, lalu di arah barat berbatasan langsung dengan Keresidenan Jakarta dan Banten dan di sebelah Timur dengan Sungai Cikupa. Pada 1 April 1914, Sukabumi diangkat statusnya menjadi Gemeente.

Alasannya, di kota ini banyak berdiam orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan (Preanger Planters) di daerah Selatan dan harus mendapatkan kepengurusan dan pelayanan yang istimewa. Pada tanggal yang sama 354 tahun yang lalu, Belanda bangga memenangkan perang melawan Spanyol. Itulah mengapa tanggal 1 April dijadikan ulang tahun Kota Sukabumi. Kemudian 1 Mei 1926 pemerintahan kota dibentuk dan diangkat Mr. GF. Rambonet sebagai burgemeester (wali kota) pertama di Sukabumi.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Sukabumi

Catatan : Wilayah Kabupaten Sukabumi Utara akan meliputi 21 Kecamatan dari 47 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sukabumi

Wisata Sejarah Peninggalan Belanda di Sukabumi

Kawasan wisata di Sukabumi tidak hanya menyuguhkan pemandangan alam yang indah nan asri, tetapi juga membawa wisatawan ke wisata sejarah karena sebagian besar tempat wisata itu dibangun pada zaman Belanda.

Di Selabintana yang terletak 7 kilometer dari kota Sukabumi, misalnya, wisatawan akan mendapatkan jejak sejarah peninggalan Belanda yang dipadu dengan panorama Gunung Gede-Pangrango. Hotel yang dibuat pada tahun 1900-an oleh seorang berkebangsaan Belanda tetap bertahan hingga kini dan masih menjadi ikon Selabintana.

Kawasan wisata Danau Lido juga dibuat pada zaman Belanda. Ketika itu pada tahun 1898, saat Belanda membangun Jalan Raya Bogor-Sukabumi, mereka mencari tempat untuk peristirahatan para petinggi pengawas pembangunan jalan dan pemilik perkebunan.

Danau Lido sendiri adalah danau alam yang letaknya di lembah Cijeruk dan Cigombong. Jika dilihat dari atas, Danau Lido seperti mangkuk di kaki Gunung Gede-Pangrango. Di dekat danau ini juga terdapat air terjun Curug Cikaweni yang mengalirkan air yang sangat dingin.

Kawasan ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1940 setelah Ratu Wilhelmina datang dan beristirahat di Lido pada tahun yang sama. Ketika itu, restoran pertama diresmikan sebagai pelengkap fasilitas kawasan wisata dan juga untuk menjamu Sang Ratu.

Berbeda dengan Danau Lido, Situ Gunung bukanlah danau alam. Dari berbagai cerita rakyat setempat dan data dari pengelola taman wisata, danau ini ternyata buatan manusia.

Konon, pada tahun 1800-an, danau ini dibuat oleh bangsawan Mataram Rangga Jagad Syahadana atau Mbah Jalun (1770-1841). Tokoh ini merupakan buronan penjajah yang akhirnya menetap di kawasan Kasultanan Banten, tepatnya di kaki Gunung Gede-Pangrango.

Mbah Jalun merasa begitu bahagia ketika istrinya yang berasal dari Kuningan-Cirebon melahirkan seorang anak laki-laki, Rangga Jaka Lulunta. Perasaan bangga, bahagia, dan penuh syukur itu diwujudkannya dengan membangun Situ Gunung.

Telaga Situ Gunung kemudian diambil alih oleh Belanda dan kemudian dibangunlah beberapa infrastruktur pada tahun 1850.

Di kawasan ini pernah dibangun hotel dengan nama Hotel Situ Gunung.

Kini di Situ Gunung tersedia penginapan yang cukup nyaman dengan fasilitas air panas. Apabila memilih berkemah, pelancong bisa membawa tenda sendiri atau menyewa tenda dari pengelola. Fasilitas mandi cuci kakus juga tersedia di areal perkemahan itu. (AHA/NEL/ARN)

Sumber :
http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/03/12055484/wisata.sejarah.peninggalan.belanda.di.sukabumi
3 Januari 2009

Pemekaran Sukabumi Seusai Pilkada

Pemekaran wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) ditargetkan selesai usai pemilihan kepala daerah (Pilkada) di daerah itu, yang rencananya akan digelar tahun 2010.

Ketua Pansus Pemekaran DPRD Jabar, Rusna Kosasih di Sukabumi, Senin (3/8), menjelaskan, terkait pemekaran Kabupaten Sukabumi tersebut pihaknya siap merekomendasikan pembentukan Kabupaten Sukabumi Utara (KSU) selaku daerah otonomi termuda di Jabar.

"Kami akan menunjuk Cibadak sebagai calon ibu kota KSU karena itu merupakan salah satu pembahasan penting bersama Gubernur Jabar," katanya, seperti dikutip “Antara”.

Ia mengatakan, rencana pemekaran Kabupaten Sukabumi ini sudah bergulir pada 1970, sehingga keinginan dibentuk KSU dan juga pemekaran yang akan digulirkan usai Pilkada Kabupaten Sukabumi ini adalah aspirasi dari masyarakat sendiri dengan pertimbangan pemekaran dari daerah induk.

\"Kami menerima masukan dan usulan mengenai poin-poin penting yang akan dibicarakan, karena keputusan pemekaran di DPRD harus sudah selesai 14 Agustus mendatang,\" katanya.

Apabila pihak DPRD telah memutuskan pembahasan pemekaran ini, pihaknya akan membahas di tingkat Pemprov Jabar dan kelengkapan administrasinya serta kekuatan hukumnya akan dikirim ke Departemen Dalam Negeri (Depdagri).

\"Semoga rekan-rekan yang ada di pusat cepat mengeluarkan aturan tentang pemekaran,\" kata Rusna Kosasih.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Deden Achadiyat mengatakan bahwa pemerintah kabupaten (Pemkab) sudah menganggarkan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp5 miliar untuk pemekaran KSU.

Selain itu, pihaknya setuju Cibadak menjadi ibukota KSU, karena dilihat dari topografi daerahnya, Cibadak adalah jalur strategis dan banyak tanah milik Pemkab. "Rencananya pusat pemerintahan baru akan dibuka di Desa Karangtengah dan kawasan Cireundeu," katanya.

Wacana pemekaran KSU ini sudah mulai menghangat. Di beberapa kawasan yang termasuk ke dalam KSU, spanduk-spanduk tentang pemekaran sudah beredar dan dipasang oleh masyarakat. (A-147)***

Sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=90334, dalam :
http://plod.ugm.ac.id/plodugm/index.php/berita/370-pemekaran-sukabumi-seusai-pilkada-
3 Agustus 2009

Rumah Makan Di Sukabumi

Restaurant dan tempat makan di kota Sukabumi.
Kota Sukabumi merupakan salah satu alternatif kota tujuan wisata yang patut diperhitungkan. Sukabumi memiliki daya tarik yang beragam, dari mulai wisata budaya dengan legenda Nyi Roro Kidul (Ratu Kidul) nya, juga wisata alam pegunungan di daerah Salabintana yang merupakan kaki dari gunung Gede - Pangrango, sampai wisata pantai yang sangat terkenal yaitu Pelabuhan Ratu.


Berikut daftar sebagian rumah makan yang ada di kota Sukabumi :

Disen Jl. Raya Cigayung, Cisaat.

Rasa Kuring Jl. Raya Cibolang, Cisaat.

Binaga Rasa Jl. Raya Cibolang, Cisaat.

Riung Gunung Asri Jl. Raya Cagak, Cisaat.

Setia Jaya Jl. Raya Cirandem, Cisaat.

Roda Baru Jl. Situ Gunung, Cisaat.

Sari Rasa Jl. Raya Cibatu, Cisaat.

Sari Nikmat Jl. Rambai, Cisaat.

Nikmat Jl. Pasekon, Suka Raja.

Bumi Unyil Jl. Pasekon, Suka Raja.

Rasa Kuring Jl. Cirumput, Suka Raja.

Larosa Jl. Cirumput, Suka Raja.

Ratu Minang Jl. Cikembar.

Andis Jl. Cikembar.

Sederhana Jl. Cikembar.

Mega Rasa 2 Jl. Karang Tengah, Cibadak.

Pondok Neng Ardila Jl. Karang tengah, Cibadak.

Pondok Bambu Kuring Jl. Raya Parungkuda.

Citra Rasa Jl. Raya Parungkuda.

Tjahyani Jl. Raya Parungkuda.

Abadi Jl. Raya Parungkuda.

Cimalati Raya Jl. Cimalati, Cicurug.

Sari Indah Jl. Cimalati, Cicurug.

Patwa Air Jl. Cicurug.

Sinar Kencana Jl. Cicurug.

Gapura Bambu Jl. Cicurug.

Sumber :
http://www.indotravelers.com/sukabumi/wisata-kuliner-sukabumi.html

Atraksi Budaya Kabupaten Sukabumi

Selain beragam objek wisata alam, Kabupaten Sukabumi juga memilik beragam kesenian unik dan menarik, dan terdapat empat daerah utama kampung adat. Keempat kampung adat tersebut yaitu : Kampung Adat Gri Jaya, Sinaresmi, Ciptagelar dan kampung adat Sinarasa.

Jika anda berwisata ke kampung adat, tidak hanya akan disuguhi keragaman karya seni adhiluhung, tapi juga pemandangan alam yang asri dan terjaga.


Kesenian Lais.

Terdapat di kampung Cicadas Sinaresmi kecamatan Cisolok. Seni ini mempertunjukan keahlian serta ketangkasan para pelakunya yang tidak lepas dari unsur magis antara lain berjalan di atas tambang yang dibentang di ujung dua buah bambu dan atraksi keangkasan lainya. Atraksi tersebut didukung seperangkat kendang pencak sebagai pengiringnya.


Kuda Lumping.

Adalah jenis kesenian di kecamatan Surade. Permainannya tidak lepas dari unsur-unsur kekuatan magis, serta gerakan ritmik kuda lumping diiringi seperangkat kendang pencak dengan mempertunjukan beberapa aksi seseroan, mengupas kelapa dengan gigi, memakan pecahan beling, memakan gabah padi serta atraksi lainya.


Kesenian Topeng.

Salah satu kesenian yang berada di kampung adat Ciptarasa, kecamatan Cisolok. Merupakan salah satu jenis kesenian teater rakyat yang menggunakan topeng sebagai alat dalam membawakan alur cerita penuh humor.


Kesenian Gondang Buhun.

Kesenian ini masih hidup di kalangan masyarakat desa Gunung Bentang, kecamatan Sagaranten. Jaman dahulu acara ini biasa digelar pada acara menumbuk padi secara gotong royong oleh pra kaum Ibu tani dengan menggunakan alat berupa lesung dan halu.


Kesenian Parebut Seeng.

Kesenian ini terdapat di kecamatan Cicurug. Kemunculan kesenian ini berawal dari dua kelompok perguruan silat Cimande, dengan iringan kendang pencak silat tepak padungdung, kegiatan parebutan seeng berlangsung seru.


Kesenian Gekbreng.

Adalah seni teater rakyat yang masih hudup di kecamatan Geger Bitung. Cerita yang diperagakan pada saat pagelaran dimulai dari pengungkapan rasa suka dan duka kehidupan seniman, dilakukan secara spontanitas. Cerita yang dbawakan sesuai dengan situasi serta tuntutan masyarakat yang berkembang pada saat ini.


Kesenian Angklung Buncis.

Berada di desa Gunung Bentang, kecamatan Sigaranten. Angklung buncis secara tradisional dilaksanakan pada saat masyarakat melaksanakan kegiatan upacara menanam padi di sawah dengan bunyi angklung lagu buncis yang khas menurut tradisinya. Lagu-lagu yang biasa dibawakan antara lain lagu Buncis, Bancet, Rawa, Engko, Buncis Balak, Manuk Gunung, dan Oray Orayan disertai gerakan lucu dari pelakunya.


Kesenian Dog Dog Lojor.

Seni musik tradisional yang menggunakan dog dog panjang terbuat dari bambu berpadu serasi dengan dentang angklung besar. Seni ini biasanya digelar mengiring kegiatan mengangkut padi dari lantaian ke lumbung padi di kampung adat Ciptarasa , kecamatan Cisolok.


Kesenian Jipeng.

Seni tradisional di kampung adat Ciptarasa, kecamatan Cisolok. Digelar untuk menghibur masyarakat kampung adat yang ingin menyaksikan upacara adat serah tahun. Jipeng menyuguhkan lagu-lagu diiringi Tanji, Clarinet, Saxophone dan Drum. Peralatan musik tersebut merupakan peninggalan penjajah.


Kesenian Teater Uyeng.

Merupakan bentuk teater rakyat yang berasal dari Sukabumi. Pembeda dengan teater rakyat lainya ialah kehadiran tokoh sakral Raja Uyeng di panggung pertunjukan. Kini teater Uyeng disajikan dengan bentuk hiburan, namun masih mempertahankan idiom Uyeng lama.

Sumber :
Brosur Wisata Kabupaten Sukabumi. Dalam :
http://www.indotravelers.com/sukabumi/atraksi_budaya_sukabumi.html

Kabupaten Sukabumi

Kabupaten Daerah tingkat II Sukabumi terletak antara 106º49¿ samapi 107º Bujur Timur 60º57¿ - 70º25¿ Lintang selatan dgn batas wilayah administrasi sebagai berikut : sebelah Utara dengan Kab. Bogor, sebelah Selatan dgn samudera Indonesia, sebelah Barat dgn Kab. Lebak, disebelah timur dgn Kab. Cianjur.

Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang Selatan dengan batas wilayah administratif sebagai berikut : disebelah Utara dengan Kabupaten Bogor, disebelah Selatan dengan Samudera Indonesia, disebelah Barat dengan Kabupaten Lebak, disebelah Timur dengan Kabupaten Cianjur. Batas wilayah tersebut 40 % berbatasan dengan lautan dan 60% merupakan daratan.Wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki areal yang cukup luas yaitu ± 419.970 ha. Pada Tahun 1993 Tata Guna Tanah di wilayah ini, adalah sebagai berikut : Pekarangan/perkampungan 18.814 Ha (4,48 %), sawah 62.083 Ha (14,78 %), Tegalan 103.443 Ha (24,63 %), perkebunan 95.378 Ha (22, 71%) , Danau/Kolam 1. 486 Ha (0, 35 %) , Hutan 135. 004 Ha (32,15 %), dan penggunaan lainnya 3.762 Ha (0,90 %).

Kondisi wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai potensi wilayah lahan kering yang luas, saat ini sebagaian besar merupakan wilayah perkebunan, tegalan dan hutan. Kabupaten Sukabumi mempunyai iklim tropik dengan tipe iklim Bi (Oldeman) dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.805 mm dan hari hujan 144 hari. Suhu udara berkisar antara 20 - 30 derjat C dengan kelembaban udara 85 - 89 persen. Curah hujan antara 3.000 - 4.000 mm/tahun terdapat di daerah utara, sedangkan curah hujan ant4ra 2.000 - 3.000 mm/tahun terdapat dibagian tengah sampai selatan Kabupaten Sukabumi.

Wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai bentuk lahan yang bervariasi dari datar sampai gunung adalah : datar (lereng 0-2%) sekitar 9,4 %; berombak sampai bergelombang (lereng 2-15%) sekitar 22% ; bergelombang sampai berbukit (lereng 15 - 40%) sekitar 42,7%; dan berbukit sampai bergunung (lereng > 40 %) sekitar 25,9 %. Ketinggian dari permukaan laut Wilayah Kabupaten Sukabumi bervariasi antara 0 - 2.958 m. Daerah datar umumnya terdapat pada daerah pantai dan daerah kaki gunung yang sebagian besar merupakan daerah pesawahan. Sedangkan daerah bagian selatan merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian berkisar antara 300 - 1.000 m dari permukaan laut.

Jenis tanah yang tersebar di Kabupaten Sukabumi sebagian besar didominasi oleh tanah Latosal dan Podsolik yang terutama tersebar pada wilayah bagian selatan dengan tingkat kesuburan yang rendah. Sedangkan jenis tanah Andosol dan Regosol umumnya terdapat di daerah pegunungan terutama daerah Gunung Salak dan Gununggede, dan pada daerah pantai dan tanah Aluvial umumnya terdapat di daerah lembah dan daerah sungai. Kabupaten Sukabumi mempunyai penduduk 1.848,282 jiwa dengan kepadatan penduduk 466 jiwa km2 per tahun pada tahun 1993. Kepadatari penduduk menurut kecamatan cukup berpariasi. Kepadatana penduduk terendah terdapat di Kecamatan Ciemas (183 jiwa per km2) dan tertinggi di Kecamatan Sukabumi (2.447 jiwa per km). Pemukiman padat penduduk umumnya terdapat di pusat-pusat kecamatan yang berkarakteristik perkotaan dan disepanjang jalan raya. Persentase penduduk perkotaan meningkat dari,14,13 % pada tahun 1980 menjadi 18,06 % pada tahun 1993.

Penduduk Kabupaten Sukabtimi yang berusia 10 tahun keatas pada tahun 1992 (Hasil Susenas) berjumlah 1.462.463 jiwa dan diantaranya 1.216.877 jiwa beruasia 15 - 64 tahun. Angka partisipasi Angkatan Kerja secara keseluruhan mengalami peningkatan. Pada tahun 1992 di Kabupaten Sukabumi terdapat 734.550 orang yang tergolong angkatan kerja yang teridiri dari 510.601 orang laki-laki dan 186.435 orang perempuan.

Suatu kondisi penting yang sedang terjadi sehubungan dengan ketenagakerjaan adalah pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian telah menurun menjadi 55,6 % pada tahun 1990.

Etos kerja dan budaya kemandirian tampak sedang terus berkembang. Masyarakat Kabupaten Daerah Tingakat II Sukabumi juga kaya dengan budaya seni. Hal lain yang penting adalah tumbuh berkembangnya kelembagaan modern baik dalam arti lembaga maupun "norma-norma" semakin memungkinkan penduduk Kabupaten Sukabumi berintegrasi dengan masyarakat nasional.

Kerukunan hidup penduduk Kabupaten Sukabumi, dinamika yang dimilikinya, kekayaan budaya dan budaya kemandirian yang berkembang serta kemajuan sosial kelembagaan yang telah dicapai hingga dalam Pelita V merupakan potensi besar untuk pelaksanaan pembangunan selanjutnya.
Dilihat dari administrasi pemerintahan, Kabupaten Sukabumi terdiri atas 7 Wilayah Pembantu Bupati yang meliputi 31 kecamatan, meliputi 353 desa dan 3 kelurahan, dengan perincian sebagai berikut : Pembantu Bupati Wilayah I Sukabumi, 6 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah II Cibadak, 4 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah III Cicurug, 6 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah IV Palabuhanratu, 3 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah V Jampangtengah, 3 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah VI Jampangkulon, 5 kecamatan; Pembantu Bupati Wilayah VII Sagaranten, 4 kecamatan.

Sumber :
http://www.kabupatensukabumi.go.id dalam :
http://budimm.com/index.php?pilih=hal&id=3

Sukabumi Off-road Festival 2009 - Memperkaya Pariwisata Sukabumi

SABTU (10/10) pagi, matahari yang cukup terik tidak menyurutkan niat Wakil Gubernur Dede Yusuf untuk melakukan test ride Sirkuit Manangel Palabuhan Ratu Sukabumi. Bupati Sukabumi Sukmawijaya pun tidak mau ketinggalan untuk menjajal sirkuit yang penuh dengan debu itu. Keringat pun mengucur di kening kedua kepala daerah itu, tetapi sirkuit yang baru dibangun beberapa bulan ke belakang itu mendapat pujian karena lintasannya yang cukup rata dan pemandangan yang indah.

"Luar biasa, walaupun saya baru pertama kali mencoba mengendarai kendaraan ini, tetapi alhamdulillah lancar. Sukabumi bakal memiliki sirkuit yang untuk menarik wisatawan datang kesini. Minimal harus setiap tahun sekali diadakan kejuaraan semacam ini," ujar Dede Yusuf sambil mengatur napasnya yang terengah-engah karena adrenalin yang naik.

"Pariwisata seperti ini juga melengkapi sekaligus menambah jenis pariwisata yang bisa menarik wisatawan domestik dan asing untuk datang ke Sukabumi. Gunung, rimba, laut dan pantai kini ditambah dengan wisata off-road. Apalagi bisa dikreasikan menjadi satu paket pariwisata," tambahnya.

Seperti yang kita ketahui, Sukabumi memiliki wisata alam yang cukup bervariasi. Dari mulai arung jeram, gelombang di pantai, pantai dan juga rimba yang luas. Dengan potensi yang begitu luar biasa, Sukabumi bisa menjadi pusat kebudayaan nasional. Pengembangan pariwisata di Jawa Barat juga harus selalu dilakukan. Apalagi menurut Menteri Pariwisata dan Kebudayaan, selama krisis yang melanda negara di berbagai belahan dunia, pariwisata tetap melenggang seperti sedia kala.

"Kita harus dorong Palabuhan Ratu sebagai Pusat Kebudayaan Nasional di mana aspek pariwisata menjadi salah satunya. Yang jelas kejuaraan di Palabuhan Ratu ini sebagai tiang monumental pembangunan Jabar Selatan," kata Dede.

Saat ini juga Pemprov tengah menunggu pengerjaan jalan di wilayah Jabar Selatan meliputi Palabuhan Ratu-Pangandaran sepanjang 430 km. Jika tidak ada aral melintang, pada 2011 pembangunan bisa rampung dan membuka potensi untuk meningkatkan kesejahteraan Jabar. Apalagi potensi wisata di sepanjang jalan tersebut sangat bagus.

"Pembebasan tanah sedang dilakukan oleh pusat dan akhir 2011 bisa dipergunakan. Kira-kira akan menghabiskan biaya Rp 2 triliun. Potensi Jabar Selatan akan segera bisa direalisasikan dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat," ujarnya.

Menurut Bupati Sukabumi Sukmawijaya, gagasan pengembangan wisata akan terus dilakukan. Dengan begitu off-road juga bisa menarik wisatawan untuk datang ke sini. "Ini akan terus kita kembangkan. Off-road juga cukup menarik bagi masyarakat dan tentunya penggemar olah raga ekstrem. Pengemasan pariwisata akan terus disempurnakan dan bisa menarik investor untuk menanamkan modalnya," ujar Sukmawijaya.

"Off-roader" Nasional

Sedikitnya 65 off-roader nusantara akan ikut serta memeriahkan lomba racing off-road dan adeventure off-road yang digelar di Kamp. Cikeong, Kec. Pelabuhanratu, Kab. Sukabumi. Bahkan 12 di antaranya merupakan off-roader yang pernah menjadi juara tingkat nasional. Acara ini dalam memeriahkan Hari Jadi Kab. Sukabumi ke 64 dan memperingati Bulan Bakti Badan Narkotika Nasional (BNK).

Hadir pula Kris Hardianto juara satu tingkat nasional, Dedi Herdianto juara peringkat 5 besar nasional, disusul Robert Ace dari Jakarta American Jeef juara 3 besar nasional. Selain itu, masih banyak sederet nama off-roader tingkat nasional lainnya.

"Dari daftar peserta off-roader kali ini sekitar 80 % ialah kalangan off-road tingkat nasional. Umumnya, mereka setiap ada event off-road tingkat regional maupun nasional di nusantara selalu ikut andil. Mudah-mudahan sirkuit ini juga bisa sekelas nasional bahkan internasional, " ungkap Wawan Witarwawan, Ketua Pelaksana di Kamp. Cikeong, Kec. Palabuhanratu, Kab. Sukabumi.

Karena event off-road tersebut kategori tingkat nasional, maka medan atau track yang bakal dilintasi para off-roader sangat menantang. Di atas lahan seluas 13 hektare tersebut para peserta off-road akan melintasi track sepanjang 1500 meter. Umumnya, track yang ada sudah memenuhi standar nasional.

"Lomba kali ini akan lebih seru dan cukup menantang. Pasalnya, setiap peserta bakal melintasi track menantang yang sebelumnya belum ditemui di daerah lainnya," katanya. (PK-2)***

Sumber :
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=103270

Sukabumi Bisa Jadi Kota Mati

Rencana Pemerintah Pusat untuk membangun jalan tol mulai dari Ciawi hingga ke Cianjur pada tahun depan ditanggapi beragam sejumlah pihak. Beberapa diantaranya menilai pembangunan jalan bebas hambatan itu diperkirakan bisa memberikan keuntungan bagi masyarakat Kota Sukabumi. Namun pandangan pengamat ekonomi justru beranggapan Kota Sukabumi bisa menjadi “Kota Mati”.

Kekhawatiran bakal matinya Kota Sukabumi atas rencana pembangunan jalan tol diungkapkan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Sukabumi, Andri L Kusuma kepada Jurnal Bogor, Senin (11/5) kemarin. Andri menilai Kota Sukabumi belum siap menyambut kehadiran jalan tol jika melihat dari sarana infrastruktur. Pasalnya, Pemda Kota Sukabumi selama ini hanya memfokuskan peningkatan pembangunan pada sektor pendidikan dan kesehatan.

”Dalam hal pembangunan jalan tol ini akan timbul dua kemungkinan yang terjadi pada suatu daerah. Ketika jalan tol sudah beroperasi, suatu daerah bisa saja akan menjadi daerah tujuan. Namun ketika daerah itu tidak siap dengan sarana infrastruktur, maka yang timbul akan menjadi daerah perlintasan saja,” kata Andri.

Menurut Andri, Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi dinilai belum siap dalam hal penyediaan infrastruktur untuk penunjang hadirnya jalan tol. Maka jangan harap Kota Sukabumi akan lebih maju. Hingga kini, Pemda Kota Sukabumi belum nampak menerapkan konsep yang jelas menghadapi tantangan kedepan setelah jalan tol terrealisasi.

Andri menegaskan, salah satu sarana yang bisa menunjang Kota Sukabumi menjadi daerah tujuan adalah kesiapannya dalam membangun pusat layanan jasa perdagangan. Sejauh ini memang Kota Sukabumi memiliki tiga visi dan misi yang diemban untuk peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Hanya saja pembangunan di bidang perdagangan belum begitu nampak sehingga berpotensi menjadikan Kota Sukabumi hanya sebagai daerah perlintasan.

“Jika tidak dipersiapkan dari sekarang mengenai jasa perdagangan, lambat laun Kota Sukabumi akan disebut sebagai ghost city alias kota hantu. Kota Sukabumi tidak ubahnya hanya sebuah daerah perlintasan bukan lagi kota tujuan. Makanya dibutuhkan sebuah konsep yang jelas bagaimana membangun sebuah kota tujuan khususnya dalam membangun pusat layanan jasa perdagangan,” terangnya.

Selama ini, terang Andri, Pemkot Sukabumi terlalu bangga akan pencapaian Indeks Pendidikan dan Kesehatan. Sementara Indeks daya beli jauh masih rendah. Inipula yang membuktikan ketidakberdayaan Pemkot dalam mengembangkan sektor perdagangan dan industri.

”Alasannya selalu mengatakan masalah keterbatasan sumberdaya alam. Padahal Singapura juga tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah. Tapi Singapura justru bisa menjadi sebuah negara paling maju di Asia Tenggara,” katanya.

Kepala Dinas Koperasi, Perindusrian dan Perdagangan Kota Sukabumi Dudi Fathul Jawad mengakui dua kemungkinan hadirnya jalan tol ini. Namun pihaknya optimis Kota Sukabumi akan menjadi kota tujuan setelah jalan tol beroperasi. Salah satu rangsangan untuk kota tujuan ini dilakukan dengan menyusun grand strategic (GS) pengembangan ekonomi kemasyarakatan melalui pemberdayaan koperasi dan UKM tahun 2008-2013.

Sumber :
Budi Darmawan
http://www.jurnalbogor.com/?p=26513
12 Mei 2009

Wisata Sukabumi, Segalanya Ada Di sini …

Sukabumi merupakan sebuah wilayah terluas dari provinsi Jawa Barat. Sehingga daerah ini terbagi menjadi wilayah kota dan kabupaten, bahkan sepertinya akan dimekarkan lagi menjadi beberapa kabupaten. Sukabumi seperti wilayah pasundan lainnya memiliki potensi wisata yang melimpah sehingga bisa dikatakan semua kegiatan wisata akan ditemukan disini.

Berbagai potensi wisata di Sukabumi bisa ditemukan dari mulai ujung pantai sampai atas gunung yang tinggi. Sebut saja misalnya Ujung Genteng, sebuah kawasan wisata pantai dan laut yang menjadi sasaran wisata mancanegara yang tak kalah exoticnya dengan pangandaran dan Kuta Beach di Bali. di Ujung Gunung seperti hendak menyentuh langit ada Gunung Gede Pangrango yang tak kalah mentereng namanya di dunia wisata Alam Pegunungan Di Indonesia.

Sagala aya nya potensi wisata di Sukabumi bisa terlihat dengan beberapa objek wisata mulai dari wisata alam, heritage, ekotourism, wisata green product, wisata budaya (kearifan lokal), serta wisata event.

Ujung Genteng dan Pelabuhan Ratu bisa dibilang jadi andalan wisata pantai di Sukabumi yang sudah dikenal luas di mancanegara. Ujung Genteng terkenal dengan Pangumbahan, yang mana disana terdapat lokasi pennyu bertelur yang dilindungi, selain itu ombaknya yang cukup baik untuk melakukan surfing dengan gelombang yang stabil. Pelabuhan ratu terkenal dengan Samudera Beach Hotel, dimana disana katanya bersemayam Nyi Roro Kidul disebuah Kamar yang di keramatkan, pantai Karang Hawu nya pun sudah lama jadi lokasi istimewa untuk berlibur.

Pegunungan yang membentang di Sukabumi tak kalah menarik, Gunung Gede Pangrango tempat bersemayam Bunga Abadi Edelwise yang sering dituju para pendaki gunung. Gunung Halimun yang berada di kaki Gunung Gede juga terkenal dengan kawasan wisata Pondok Halimun (PH), daerah tersebut juga sangat asik buat fun bike dengan menyusuri perkebunan teh perbawati yang berujung di selter Utama menuju Gunung Gede. Beranjak kedalam kita bisa menyusuri jalan setapak menuju Sebuah Curug (Air Terjun) yang elok dan segar.

Wisata budaya dengan warisan adat dapat ditemui dalam perjalanan wisata kearifan lokal Sukabumi. Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar di Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi.(Sindo). Disana bisa kita temukan rumah yang masih khas kampung Adat dan budaya yang masih dipelihara oleh warganya.

Wisata air sebenernya cukup jadi andalan wisata Alam Sukabumi. Arung Jeram Citarik sudah jadi lokasi berbasah-basahan bagi penggiat arung Jeram Tanah Air, selain itu Kuliner atas air seperti Kawasan Lido dengan Rumah Makan atas Danaunya, serta berbagai wisata Air lainnya.

Masih banyak yang perlu digali, seberapa kreatif masyarakat dan pemerintah untuk mengekplorasinya, sejauh itulah kemajuan yang akan didapat dari pariwisata di sukabumi. (saungkuring.com 2009)

Jangan lupa, di Sukabumi sebetulnya masih memiliki banyak lokasi wana wisata yang belum tergarap serta belum populer di telinga penggiat wisata. Potensi wisata kreatif juga sebetulnya sangat mudah di temui disetiap jengkal kota di Sukabumi baik Kota maupun Kabupaten.

Sumber :
http://blog.ujung-genteng.info/blackgerry/2009/10/23/wisata-sukabumi-segala-galanya-ada-disini/

http://wisata.kompasiana.com/2009/10/31/sukabumi-punya-segalanya/
23 Oktober 2009

Menjadikan Kota Wisata Pendidikan - Sukabumi Belum Punya Ikon

KOTA Sukabumi yang berada di kaki Gunung Gede Pangrango ini memiliki udara yang cukup sejuk. Tidak hanya sejuk, bahkan segudang prestasi di bidang pendidikan berhasil diraih, di antaranya beberapa sekolah berhasil menjadi sekolah berwawasan lingkungan dan sejumlah sekolah lainnya diberi predikat sekolah sehat oleh pemerintah pusat. Berawal dari prestasi itulah, muncul konsep untuk menjadikan Kota Sukabumi sebagai kota wisata pendidikan (KWP).

Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Kota Sukabumi Beni Haerani mengatakan, konsep pendidikan dan wisata bisa digabungkan sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat. "Konsep tersebut sudah mulai digulirkan sejak dua tahun yang lalu. Kita sendiri merespons positif karena bisa menjadi daya tarik pariwisata," ujar Beni.

Wakil Wali Kota Sukabumi H. Mulyono mengatakan, dengan potensi sumber daya manusia cukup banyak yang terpenting adalah kualitas manusianya. Dengan adanya penggabungan kedua konsep pendidikan dan pariwisata, diharapkan KWP bisa berjalan optimal. "Sampai sekarang memang KWP sudah berjalan. Hanya belum terlihat satu ikon yang bisa menjual di mata masyarakat. Oleh karena itu, saya instruksikan kepada Dinas Pendidikan untuk bisa menginventarisasi potensi-potensi yang ada supaya bisa dimunculkan menjadi ikon daerah," ujar Mulyono ketika ditemui di balai kota, Jumat (28/8).

Sejauh ini, kata dia, sekolah bisa menjadi tujuan KWP, tetapi jangan terbelenggu pada objek sekolah saja. Justru bisa mencari potensi lain seperti museum dan sanggar. Baru-baru ini, pameran seribu karya lukisan dari salah satu sanggar menjadi potensi wisata pendidikan yang belum banyak diketahui masyarakat.

"Harus ada koordinasi antarinstansi untuk bisa mencari mana yang bisa dijadikan konsep wisata pendidikan. Pihak seperti Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan seharusnya bisa menjadikan potensi tersebut sebagai rencana strategis KWP," katanya.

"Konsep wisata pendidikan sendiri di mana seseorang yang mengunjungi sebuah tempat baik sekolah maupun yang lainnya, bisa mendapatkan ilmu dari sana. Penggabungan kedua konsep tersebut, diyakini mampu menarik wisatawan seperti halnya di Yogyakarta. Diharapkan kita bisa ke arah sana dan pada akhirnya tidak hanya indeks pendidikan yang meningkat, tetapi juga berpengaruh pada indeks kesejahteraan," ungkapnya.

Harus banyak belajar

Di tempat terpisah, Ferdiansyah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Cabang Kota Sukabumi mengatakan, dijadikannya Kota Sukabumi sebagai KWP, seharusnya diawali dengan mengubah persepsi masyarakat tentang kota ini. Ia mencontohkan Yogyakarta yang identik dengan kota pendidikan, nyaman, dan biaya hidup yang murah membuat kota tersebut tak pernah absen didatangi oleh wisatawan asing maupun domestik.

"Yang harus dilakukan adalah mengubah persepsi masyarakat terhadap Sukabumi. Citra negatif seperti kekerasan TKW sedikit demi sedikit harus dikikis. Jangan sampai ingin menjadi KWP sementara untuk ciri khas Sukabumi justru sebaliknya. Memang konsep KWP saat ini juga belum begitu jelas sehingga kurang memiliki daya tarik. Kita harus banyak belajar ke Yogyakarta karena itu contoh yang terbaik," ujar Ferdi, Jumat (28/8).

Dari pengamatan di wilayah Kota Sukabumi, tercatat beberapa museum dan bangunan bersejarah yang belum dilirik menjadi salah satu potensi KWP. Padahal, jika ditelisik kembali, aspek pendidikan juga bisa disesuaikan dengan objek wisata yang akan didatangi sehingga menjadi daya tarik pariwisata. (PK-2)***

Sumber :
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=95489

Rieka Roslan: Potensi Sukabumi

Rieka Roslan menjadi moderator seminar mengenai usaha kecil dan menengah di Kota Sukabumi pekan lalu. Dari tutur bicaranya yang lancar sepanjang seminar, ia terlihat menguasai persoalan.

Alih profesi Teh? ”Enggak, kebetulan aku bikin acara untuk para pelaku usaha, khususnya usaha kecil dan menengah. Seminar ini bertujuan menjembatani antara pelaku usaha, pemerintah daerah, kamar dagang dan industri, serta kalangan perbankan,” ujar penyanyi kelahiran Sukabumi, 23 Januari 1970, itu.

Dari seminar itu, ia menyimpulkan, para pelaku usaha kecil dan menengah masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan kalangan perbankan.

Usai seminar, Rieka bercerita, ia berencana menyelenggarakan Festival Djuanda Juli nanti. Festival yang digelar di Jalan Djuanda, tepat di depan bangunan Belanda yang kini menjadi Balaikota Sukabumi itu, menampilkan produk dari usaha kecil dan menengah. Malam harinya akan tampil para artis kelahiran Sukabumi.

Ceritanya pulang kampung nih? ”Iya, habis siapa lagi yang akan memerhatikan Sukabumi kalau bukan kita yang lahir dan besar di Sukabumi. Selama ini aku sibuk di Jakarta, jadi tak ada salahnya membuat sesuatu yang berguna buat tempat kelahiran,” ujar Rieka, yang pernah bergabung dengan grup The Groove. (AHA)

Sumber :
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/06/30/04235665/Potensi..Sukabumi
30 Juni 2009

Profil Kabupaten Sukabumi

Kabupaten Sukabumi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Pelabuhan Ratu. Wilayah Kabupaten Sukabumi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia. Luas wilayah Kabupaten Sukabumi 3.934,47 km2. Kabupaten Sukabumi terbagi menjadi empat puluh tujuh kecamatan.
Potensi pariwisata dengan sekitar 34 obyek wisata memang berperan penting dalam perekonomian kabupaten ini. Bagi sebagian masyarakat terutama yang tinggal di pulau jawa, nama pelabuhan ratu memiliki daya pikat sendiri. Jika menyebutan objek wisata yang terletak di Kabupaten Sukabumi ini orang akan langsung mengaitkannya dengan legenda Ratu Laut Selatan, Nyi Roro Kidul . Legenda inilah yang kemudian mengangkat potensi pariwisata di pelabuhan ratu.
Beberapa sungai berarus deras yang melintasi daratan subur ini juga sering dijadikan sarana untuk olah raga White water rafting atau arung jeram. Tempat ini merupakan lokasi keempat untuk arung jeram di indonesia setelah Bali, Sulawesi dan Aceh.
Tempat wisata lain yang masih berhubungan dengan laut adalah Pantai Pangumbahan yang terletak 120 km dari Kota Sukabumi. Di pantai berpasir putih, halus dan luas yang menghadap ke laut lepas Samudera Hindia, bisa disaksikan penyu hijau (Chelonia mydas) yang berusia antara 20-100 tahun bertelur. Satwa laut dengan ukuran panjang 70-140 cm dan berat antara 50-150 kg ini tidak bisa bertelur di sembarang pantai. Musim bertelurnya antara bulan Juli sampai Oktober. Setiap kali bertelur seekor penyu hijau menghasilkan 100-250 butir. Telur-telur penyu mendatangkan pemasukan juga bagi wilayah ini, sehingga hewan purba yang dilindungi ini digunakan sebagai logo Kabupaten Sukabumi.
Kabupaten Sukabumi tercatat sebagai kabupaten terluas wilayahnya di Jawa Barat, dengan hamparan wilayah 3.934,47 kilometer persegi. Perut dan permukaan bumi Kabupaten Sukabumi yang berlekuk-lekuk dalam ketinggian 663 meter dari permukaan laut, mengandung potensi alam yang khas. Selain sumber daya alam, Sukabumi juga dikaruniai posisi strategis dalam sisi industri barang dan jasa. Karena letaknya Cuma berkisar 130 km dari jakarta, ratusan industri yang bermarkas di jakarta, memebangun pabriknya di Sukabumi.
Contohnya, Potensi air bawah tanah. Mata air-mata air mineral yang sepanjang tahun terpancar dari perut gunung, selama 10 tahun terakhir telah menjadi sumber bahan baku bagi belasan perusahaan air minum dalam kemasan.


Sumber Data:
Jawa Barat Dalam Angka 2007
(01-7-2007)
BPS Provinsi Jawa Barat
Jl. PHH Mustapa No. 43, Bandung 40124
Telp (022) 7272595, 7201696
Fax (022) 7213572

Sumber :
http://regionalinvestment.com/sipid/id/displayprofil.php?ia=3202

Profil Kota Sukabumi

Kota Sukabumi adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Sukabumi secara geografis terletak antara 10645 50 - 10645 10 Bujur Timur dan 649 29 - 650 44 Lintang Selatan. Wilayah Kota Sukabumi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi , sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi. Luas wilayah Kota Sukabumi 48,15 km2 dan terbagi menjadi tujuh kecamatan.

Peningkatan kualitas pendidikan menjadi pilihan Kota Sukabumi dalam upayakan peningkatan kualitas SDM. Keseriusan pemerintah kota dalam meningkatkan kualitas pendidikan ini dapat terlihat dalam realisasi anggaran yang memberikan anggaran bidang pendidikan sebesar 16 persen dari seluruh anggaran pembangunan daerah dan transportasi.

Pemerintah Kota Sukabumi sedang berupaya menjadikan kota ini sebagai pusat jasa dimana di dalamnya juga dikembangkan perdagangan. Lapangan usaha perdagangan, hotel, dan restoran memberi sumbangan sebesar 45,7 persen dari total kegiatan ekonomi. Karena Kota Sukabumi relatif dekat dengan Jakarta maupun Bandung, kota kecil yang berpenduduk 252.114 jiwa ini seringkali dijadikan kota alternatif peristirahatan wisatawan nusantara, apalagi daerah ini memiliki udara yang sejuk dengan suhu antara 19"C sampai 24"C. Sehingga tak jarang para pengunjung yang ingin beristirahat pada hari-hari libur, berkunjung ke kota ini sekedar untuk menikmati udara yang belum banyak terkena polusi udara. Terkadang, turis-turis asing yang ingin meneruskan perjalanan ke objek wisata uang ada di wilayah Kab. Sukabumi, seperti Palabuhanratu atau Selabintana, transit selama satu atau dua malam di Kota Sukabumi. Jadilah kemudian kota ini sebagai Kota Transit Pariwisata.

Upaya pemerintah kota dalam memberdayakan ekonomi kerakyatan pun sudah dimulai dengan membuka akses daerah terisolasi di wilayah sebelah selatan. Pembukaan jalur diprioritaskan di daerah-daerah yang berasal dari Kabupaten Sukabumi, yaitu Kecamatan Baros, Citamiang, dan Lembar Situ. Pembangunan infrastruktur yang dibiayai dari APBD Kota Sukabumi ini merupakan program sinergi dari masyarakat dan pemerintah kota. Masyarakat merelakan tanahnya untuk pelebaran jalan, sementara pemerintah kota menyediakan dana dan peralatan.

Secara tidak langsung pembuatan akses jalan turut mempengaruhi perkembangan ekonomi daerah, seperti penggemukan sapi dan domba serta pengembangan tanaman hortikultura yang dibina koperasi dan Dinas Pertanian. Tidak ketinggalan pula, industri rumah tangga berupa mebel yang sudah diusahakan bertahun-tahun oleh masyarakat makin berkembang.


Sumber Data:
Jawa Barat Dalam Angka 2007
(01-7-2007)
BPS Provinsi Jawa Barat
Jl. PHH Mustapa No. 43, Bandung 40124
Telp (022) 7272595, 7201696
Fax (022) 7213572

Sumber :
http://regionalinvestment.com/sipid/id/displayprofil.php?ia=3272